Jurnal Refleksi
Minggu ke 13
Tri Andari
Setyaningrum
CGP Angkatan 4 -
1552
Jurnal
Refleksi kali ini menggunakan model 4F ⟮Facts, Feelings, Findings, Future).
Facts
Minggu
ini, pembelajaran dimulai dengan eksplorasi konsep pada topik Pembelajaran
Sosial dan Emosional. Saya memulai dengan mengamati video tentang pembelajaran
sosial-emosional, mindfulness, cara kerja otak, teknik STOP, membaca bahan
bacaan tentang kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan
berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Saya juga
mempraktikkan teknik STOP. Dalam sesi diskusi asinkron, saya membedah lima
kasus yang disajikan, memberikan analisis dan kemungkinan-kemungkinan, kemudian
mempostingnya dalam forum diskusi yang telah disediakan pada LMS untuk
didiskusikan bersama rekan CGP lainnya. Dalam diskusi ini, saya mendapat
berbagai masukan dan penguatan, serta memberikan masukan dan apresiasi kepada
rekan lain. Hambatan yang saya temui dalam pembelajaran ini adalah saya
terkendala waktu mengerjakan, karena berbarengan dengan tugas pekerjaan tambahan
yang lain yang harus saya selesaikan. Kegiatan minggu ke-13 ini ada juga
Eksplorasi konsep mengenai Pembelajaran dan Kompeteni Sosial-Emosional
(KSE) secara mandiri dan diskusi melalui forum. Setelah mempelajari mengenai
KSE banyak hal yang baru yang saya pelajari dan banyak hal yang menjadi
pertanyaan mengenai KSE tersebut, diantaranya mengenai pengintegrasian
kompetensi tersebut dalam pembelajaran. Dari rangkaian
kegiatan minggu ini, saya semakin memahami mengenai Pembelajaran
Sosial-Emosional, terutama dari studi kasus yang kami coba pecahkan.
Pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya muncul mulai terjawab dari hasil diskusi
dan pemaparan dari fasilitator. Kemudian dilanjutkan dengan ruang
kolaborasi diskusi dan presentasi KSE. Dari kegaiatan saya jadi lebih memahami
Penerapan KSE, baik rutin, terintegrasi dalam pembelajaran untuk mewujudkan
merdeka belajar bagi peserta didik.
Feelings
Dalam mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional,
saya merasa tertarik, antusias, dan ingin tahu lebih dalam. Materi ini sangat
aplikatif, berguna dalam menghadapi berbagai masalah dan tekanan, seperti
menghadapi siswa, hubungan dengan rekan guru dan atasan, hubungan dengan
keluarga, maupun pergaulan di masyarakat. Saya merasa perlu untuk menerapkan
kesadaran penuh dalam setiap kegiatan saya, perlu mengelola diri dengan lebih
baik, meningkatkan kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan belajar
mengambil keputusan dengan bertangungjawab. Kami mempelajari juga tentang 5 Area Pembelajaran Sosial-Emosional Utama. Memahami konsep pembelajaran sosial-emosional dapat dibantu
dengan memecahnya menjadi beberapa bidang utama. Dengan demikian, Collaborative
for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) telah menciptakan kerangka
kerja ‘CASEL 5’, yang menguraikan lima keterampilan inti atau bidang yang
terkait dengan pembelajaran sosial-emosional.
Bagian di bawah ini
mengeksplorasi lima bidang keterampilan ini secara lebih rinci:
1.
Kesadaran
diri
2.
Kesadaran
sosial
3. Keterampilan berelasi
4. Pengelolaan diri
5. Pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab
Findings
Selama ini
saya menjalani profesi sebagai guru, ternyata saya belum sepenuhnya menggunakan
kesadaran penuh dalam melaksanakan kegiatan maupun menghadapi masalah. Saya
seringkali reaktif terhadap suatu situasi. Proses pembelajaran selama seminggu
ini memberikan banyak pengetahuan mengenai kesadaran penuh, mengelola emosi,
mengelola diri, empati, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab. Kompetensi Sosial dan Emosional ini sangat penting dalam
menjalankan peran saya sebagai guru. Pembelajaran
sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup:
- Rutin: pada saat kondisi yang sudah ditentukan di
luar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi (circle
time), kegiatan membaca setelah jam makan siang
- Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan
refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi
kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll.
- Protokol: menjadi budaya atau aturan
sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara
mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi
atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik yang terjadi
dengan membicarakannya tanpa kekerasan, mendengarkan orang lain yang
sedang berbicara, dll.
Future
Pembelajaran
yang saya dapatkan mengenai Kompetensi Sosial dan Emosional ini saya rasa belum
cukup, masih perlu diperdalam melalui diskusi, mengamati praktik baik rekan
guru, dan penjelasan-penjelasan dari fasilitator. Dengan mempelajari lebih
dalam tentang Kompetensi Sosial dan Emosional dan praktiknya di kelas, saya
akan lebih siap menghadapi berbagai situasi yang perlu respon yang tepat, dapat
menjalin hubungan baik dengan siswa, rekan guru, dan kepala sekolah, dapat
bekerja sama dalam menjalankan tugas secara kolaboratif, dan mengambil
keputusan yang bertanggung jawab.
No comments:
Post a Comment