Friday, March 18, 2022

 

2.2.a.9 Koneksi antar Materi - Pembelajaran Sosial Emosional

Tri Andari Setyaningrum

CGP Angkatan 4_SMA N 7 Surakarta

 

Pemahaman Tentang Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah sebuah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Dapat diberikan dalam 3 ruang lingkup yaitu: rutin, terintegrasi dalam mata pelajaran, dan protokol.

Dalam penerapannya PSE setidaknya menerapkan beberapa kompetensi yang harus termaktub dalam pembelajaran. komptensi-kompetensi tersebut tersebut antara lain:

1. Pengelolaan Diri-Mengelola Emosi dan Fokus Untuk Mencapai Tujuan.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri akan terjadi tekanan pekerjaan atau bahkan tugas sekolah yang menumpuk. Banyaknya mata pelajaran yang dialami memungkinkan murid juga menerima banyak tugas. Dengan demikian maka timbullah tekanan dan stress untuk itu perlu skill bagaimana mengelola diri dari emosi dan fokus mencapai tujuan.

2. Pengambilan Keputusan yang yang bertanggung jawab.

Kemampuan pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab sesungguhnya adalah kemampuan yang jika secara konsisten dan berkelanjutan ditumbuhkan dan dirasakan sejak dini, akan memungkinkan seseorang tumbuh pribadi yang bertanggung jawab dan lebih berdaya lenting (resilience) dalam menghadapi segala konsekuensi yang harus dihadapi akibat keputusan yang dibuat dalam hidupnya. Seseorang mengambil keputusan yang bertanggung jawab akan mempertimbangkan semua aspek, alternatif pilihan, berikut konsekuensinya, sebelum kemudian mengambil keputusan. Untuk melakukan hal tersebut maka seseorang perlu belajar bagaimana: (a) mengevaluasi situasi, (b)Menganalisis alternatif pilihan mereka dan, (3) mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.

3. Kesadaran Sosial-keterampilan Berempati.

Kemampuan berempati dapat membangun hubungan yang lebih melibatkan (engaged) dengan menerima dan memahami orang lain. Cara ini membantu belajar merespon orang lain dengan cara yang lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain sehingga lingkungan yang lebih terbuka akan terbentuk. Keterampilan ini membantu seseorang memiliki hubungan sangat hangat dan lebih positif dengan orang lain. Mengapa? karena empati mengarahkan kita untuk mengurangi fokus hanya kepad diri sendiri, melainkan juga belajar merespon orang lain dengan afeksi. Untuk menanamkan empati dapat di lakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menaruh perhatian pada perasaan orang lain dengan bertanya: (a) apa yang di rasakan orang tersebut? (b) apa yang mungkin di lakukan (c) Apa yang saya rasakan jika mengalamai kejadian yang sama. Setelah menanyakannya sebelum berbicara atau bertindak, meyakini bahwa setiap orang berbeda dan memberi dukungan kepada orang lain meskipun berbeda pandangan akan memungkinkan kita untuk bersikap lebih empati pada orang lain.

4. Keterampilan Berelasi-Kerjasama dan Resolusi konflik

Dalam kehidupan sehari-hari pasti akan ditemukan benturan konflik peran dan bagimana membangun kerjasama dengan orang lain. Kemamapuan seseorang untuk menyelesaikan konflik adalah hal yang sangat penting. Apalagi menyelesaikan dengan cara konstruktif dan membantu membina hubungan positif dengan orang lain. Hubungan positif tidak hanya membangun rasa percaya diri tetapi juga diyakini dapat memitigasi stress, melawan penyakit dan memperpanjang umur. Lalu bagaimana mengelola konflik yang terjadi?. di bawah ini merupakan beberapa keterampilan yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk membangun kerjasama: (a) keterampilan menyampikan pesan dengan jelas dan mendengarkan secara aktif, (b) Keterampilan Menyampikan sikap setuju dan tidak setuju dengan sikap saling menghargai (c) keterampilan mengelola tugas dan peran dalam konflik.

 

Hubungan antara Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Dengan kemampuan mengelola emosi maka pembelajaran berdiferensiasi akan dapat dilaksanakan dengan baik.

Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan pemahaman lebih dari seorang guru dari profil murid dan juga memahami bagaimana seorang gurumemahami kebutuhan belajar murid dengan memetakan kemampuan murid sesuai bakat minat , kesiapan belajar dan profil belajar murid. Hal ini membuat seorang guru lebih mendalam mengenal murid secara emosional. Oleh karena itu dalam penerapannya di dalam pembelajaran guru juga tentunya dapat menerapkan komptensi-komptensi yang terdapat dalam PSE dengan baik. Bila seorang guru memahami PSE, maka dalam pelaksanaan strategi penerapan pembelajaran berdiferensiasi guru akan dapat memilih teknik pembelajaran yang tepat.

Selama proses pembelajaran sering terjadi permasalahan dalam interaksi sosial murid, maka dengan teknik PSE dapat membantu guru untuk memudahkan solusi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Hal ini dapat dilihat misalnya jika murid tidak mengerjakan tugas dengan baik maka guru tidak langsung marah dan menjudge murid tersebut malas atau dengan istilah lain namun guru dapat menerapkan kompetensi empati dan mengendalikan diri. Melalui pengenalan profil kemampuan murid guru dapat menerapkan empati dengan mendengarkan alasan murid tersebut mungkin saja karena banyak tugas sehingga tidak punya waktu, atau mungkin kelelahan. Mungkin juga karena membantu orang tua nya bekerja. Dari alasan-alasan tersebut maka guru juga bisa menerapkan kompetensi pengambilan keputusan secara bertanggung jawab sesuai dengan alasan yang telah di kemukakan murid tersebut.

Dengan mengakaitkannya maka guru lebih bijak dalam mengelola murid dan kelas sehingga akan tercipta hubungan yang lebih harmonis dan murid juga senang dalam belajar karena mempunyai guru yang menyenangkan dan bijaksana. Keputusan yang bijak akan membuat anak nyaman karena merasa dihargai dan dipahami. Bayangkan saja jika seorang guru tidak memahami kebutuhan belajar murid atau karakter murid maka dia lebih mengedepankan emosi diri daripada menerapkan rasa empati kepada murid.

Hubungan antara Filosofi Ki Hajar dewantara dan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah bagaimana memerdekakan belajar, guna mencapai kemerdekaan belajar yang goalnya adalah menjadi murid dengan profil pelajar Pancasila. Ini berarti dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak, Ki Hajar Dewantara menganjurkan agar pendidik tetap memperhatikan segala potensi anak-anak, yaitu jiwa, jasmani, etika, moral, estetika dan karakter. Dalam pendidikan, guru ibarat petani, yang menyiapkan lahan, memupuk, mengairi, dan membersihkan hama agar bibit tumbuh subur, berbunga, kemudian berbuah. Selain itu pendidikan bagi murid harus menyesuaikan sebagai kodrat alam dan zaman, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan yang berpusat pada murid. Disini dapat dilihat jelas bahwa PSE menjadi salah satu sarana yang paling tepat untuk mewujudkan Pendidikan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dalam konteks pendidikan di sekolah, pemikiran Ki Hadjar Dewantara telah diterapkan antara lain pada penanaman disiplin, etika, sopan santun, budaya lokal, maupun penanaman nilai-nilai keagamaan. 

 

Hubungan antara Nilai dan peran Guru dan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Dengan melakukan Pembelajaran Sosial dan Emosional akan dapat semakin  menumbuhkan nilai guru (Mandiri, Reflektif, Kolaboratif,Inovatif, serta berpihak kepada anak atau murid) dan peran pada guru (bagaimana menjadi Pemimpin Pembelajaran, Menggerakkan komunitas Praktisi, Menjadi Coach bagi guru yang lain, Mendorong kolaborasi antara guru dan mewujudkan kepemimpinan pada murid). Jika seorang guru mampu menjalankan perannya sesuai nilai-nilai yang dimiliki seorang guru penggerak akan mampu memberikan dampak positif terhadap orang orang dan lingkungan di sekitarnya. Mampu menggerakkan komunitas sekitarnya ke arah yang lebih baik demi terciptanya merdeka belajar dan sekaligus dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional maka seorang guru pasti akan menerapkan pengelolaan emosi, sehingga pembelajaran yang berpihak pada murid akan dapat diwujudkan dengan baik dan seimbang.

 

Hubungan antara Visi Guru Penggerak dan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Visi adalah berkaitan dengan want to be seseorang, suatu organisasi atau kelompok. Visi sekolah berarti gambaran masa depan sekolah yang diharapkan akan terwujud, mulai dari input, proses, maupun outputnya. Visi seorang  guru berarti   gambaran tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru yang memuat nilai-nilai yang diyakininya. Visi menentukan tujuan, sedangkan nilai-nilai  menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional maka seorang guru harus memiliki visi untuk mewujudkan muridnya menjadi murid yang cerdas dan berkarakter, kaya akan prestasi dan penuh karya mengarah menuju profil pelajar Pancasila.

 

Hubungan antara Disiplin Positif dan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Budaya positif hendaknya menjadi karakter guru, murid, serta semua warga sekolah. Sekolah diharapkan menjadi lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi murid untuk belajar. Budaya positif hendaknya menjadi karakter bagi seluruh warga sekolah, baik murid maupun guru serta pemangku kepentingan. Budaya positif tidak dapat terbentuk secara instant namun melalui proses suatu Tindakan, Tindakan yang terus menerus akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan yang terus menerus akan membentuk suatu karakter. Maka penerapan Tindakan budaya positif di sekolah perlu sekali di tanamkan. Dalam pembelajaran sosial emosional sangat berkaitan dengan budaya positif karena dengan kemampuan pengendalian diri, kemampuan kesadaran sosial berempati, kesadaran berelasi serta mampu mengambil keputusan  yang lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan makan wujud budaya positif di sekolah akan terwujud.

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

          Kode Modul Ajar   ING.E.10.1.5 Nama Penyusun/Institusi/Tahun   Tri Andari Setyan...