2.1.a 9 Koneksi Antar
Materi Modul 2.1
Tri Andari Setyaningrum
CGP Angkatan 4 SMA Negeri
7 Surakarta
Sebagai seorang guru kita
berkewajiban tuntuk memastikan bahwa setiap siswa yang kita ajar mendapatkan
kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai dengan
mereka masing – masing. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar
individu setiap siswa. Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi tidaklah
harus mengajar dengan 28 metode berbeda untuk 28 siswa. Bukan juga guru harus
menambah jumlah soal bagi siswa yang lebih cepat dari yang lain. Bukan juga
guru harus mengumpulkan murid yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang
dengan yang kurang. Bukan juga memberikan tugas yang berbeda untuk setiap
siswa.
Praktek pembelajaran
berdiferensiasi tidak hanya dapat memaksimalkan potensi siswa namun juga memberikan
kesempatan untuk mereka dalam mempelajari berbagai nilai – nilai kehidupan yang
penting bagi siswa seperti :
1.
Nilai tentang indahnya perbedaan dan menghargai
2.
Makna baru dari kesuksesan
3.
Kekuatan diri
4.
Kesempatan yang setara
5.
Kemerdekaan belajar
Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat diartikan
sebagai serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang
berorientasi pada kebutuhan murid. Adapun keputusan-keputusan dimaksud, yaitu:
- Kurikulum yang
mempunyai tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
- Cara guru menanggapi
atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
- Bagaimana guru
menciptakan lingkungan belajar yang mengundang siswa untuk belajar dan
bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Manajemen kelas yang
efektif
- Penilaian yang
berkelanjutan.
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada
pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar
tersebut.
Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan
belajar murid, maka guru dapat mengelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:
- Kesiapan belajar
murid (Kapasitas untuk menguasai materi baru sesuai dengan keterampilan
dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya)
- Minat Murid
(Menimbulkan keingintahuan murid)
- Profil Belajar Murid
(murid bekerja dengan cara yang mereka sukai)
Kesiapan Belajar Murid
Diagnotis Kesiapan Belajar
Contoh 1.
Pada Pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Made ingin
mengajar membuat karangan berbentuk narasi. Pak Made kemudian melakukan
penilaian diagnostik. Ia kemudian menemukan ada 3 kelompok siswa di kelasnya,
yaitu:
- Kelompok A: Murid
yang mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik dan mempunyai
suku kata yang cukup kaya, serta mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
- Kelompok B: Murid
yang mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik, tetapi
kosakatanya terbatas.
- Kelompok C: Murid
yang belum mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik dan
kosakatanya pun terbatas.
Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan
Kesiapan Belajar
Tombol-tombol equalizer dapat mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid. Adapun perspektif kontinum tersebut diantaranya:
- Bersifat
mendasar-bersifat transformatif
- Konkret-Abstrak
- Sederhana-kompleks
- Terstruktur-open
ended
- Tergantung-mandiri
- Lambat-Cepat
Minat Murid
Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan
respon terarah terhadap suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan diri.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Minat
Adapun tujuan pembelajaran berbasis minat, yaitu:
- Membantu siswa
menyadari bahwa ada kesamaan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri
untuk belajar
- Mendemonstrasikan
keterhubungan antar semua pembelajaran
- Menggunakan
keterampilan yang dikenal siswa sebagai jembratan untuk mempelajari
keterampilan baru yang kurnag dikenal oleh mereka.
- Meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar
Minat terdiri dari 2 perspektif, yaitu:
- Minat Situasional:
keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan
pengaruh yang dialami pada saat tertentu. Misalnya siswa yang tidak
tertarik tentang binatang, tetapi karena gurunya mengajar dengan menarik
dengan menggunakan media, maka siswa jadi tertarik untuk
mendengarkan.
- Minat sebagai sebuah
kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu panjang dengan
objek tertentu. Misalnya ada seorang anak yang memang suka binatang,
ketika gurunya menjelaskan dengan kurang menarik, anak ini tetap
memperhatikan dnegan baik.
Minat merupakan salah satu motivator siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru hendaknya dapat
memperhatikan kedua perspektif tersebut dalam merancang dan melaksanakan
pembelajarannya.
Cara Menarik Minat Belajar Murid
Adapun beberapa cara untuk menarik minat belajar
murid, yaitu:
- Menciptakan situasi
pembelajaran yang menarik minat siswa (misalnya dengan humor)
- Menciptakan konteks
pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid
- Menyampaikan manfaat
dari apa yang dipelajari siswa
- Mengajak siswa untuk
memecahkan suatu masalah.
Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan
Minat Murid
Ibu Wayan memberikan tugas tentang teks prosedural.
Ia memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks prosedural sesuai dengan
minat masing-masing.
Profil Belajar Murid
Profil belajar mengacu pada bagaimana cara terbaik
seorang individu untuk belajar. Tujuan mengetahui profil belajar murid adalah
untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan
efesien.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi profil belajar,
yaitu:
- Preferensi terhadap
lingkungan belajar (misalnya suhu ruangan, tingkat cahaya, tingkat
kebisingan, dll)
- Pengaruh budaya
- Preferensi gaya
Belajar (cara murid belajar); ada 3, yaitu visual (Melihat), Auditori
(mendengar), dan kinestetik (sambil melakukan)
- Preferensi
berdasarkan kecerdasan majemuk
Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan
Profil Belajar Murid
Pak Nyoman akan mengajar IPA dengan tujuan siswa
dapat mendemonstrasikan tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan hasil
diagnotis awal, Ia mengetahui bahwa sebagian mempunyai gaya belajar visual,
sebagian lagi bergaya auditori, dan kinestetik. Untuk memenuhi gaya belajar
siswa-siswanya, Pak Nyoman melakukan cara-cara berikut:
- Saat mengajar; 1) Pak
Nyoman banyak menggunakan gambar saat menjelaskan, 2) Menggunakan video
yang berisi penjelasan lisan, 3) Membuat beberapa sudut belajar agar siswa
dapat bergerak
- Saat memberikan
tugas; Pak Nyoman memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mendemonstrasikan habitat makhluk hidup, bisa dengan gambar, rekaman
wawancara, atau bermain peran.
Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid
Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan
berbagai cara, misalnya:
- mengamati perilaku
siswanya
- mengidentifikasi
pengetahuan awal siswa terkait dengan topik yang akan dibahas;
- melakukan penilaian
untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan
kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh
dari proses penilaian tersebut;
- mendiskusikan
kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid;
- mengamati murid
ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
- bertanya atau
mendiskusikan permasalahan dengan murid;
- membaca rapor murid
dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru
sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
- berbicara dengan guru
murid sebelumnya;
- membandingkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau
keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
- menggunakan berbagai
penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada
dalam level yang sesuai;
- melakukan survey
untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
- mereview dan
melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll.
Menurut Tomlinson (2001) strategi pembelajaran
berdiferensiasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
· Diferensiasi Konten
Konten
adalah apa yang kita ajarkan kepada siswa – siswa kita. Konten berkaitan dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dengan car akita memodifikasi
dan memilih cara yang tepat untuk siswa berdasarkan kebutuhan siswa. Namun dengan
tetap memperhatikan kesiapan belajar siswa, minat siswa dan profil belajar
siswa.
· Diferensiasi proses
Proses
adalah mengacu pada bagaimana siswa akan memahami atau memaknai informasi atau
materi yang dipelajari. Proses yang perlu dipersiapkan agar siswa belajar
sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan proses kegiatan yang berjenjang,
tantangan berbeda, pertanyaan pemandu, membuat agenda individual, variasi lama
waktu, kegiatan bervariasi dan pengelompokan yang fleksible.
· Diferensiasi Produk
Produk adalah
tagihan yang diharapkan dari siswa. Pemahaman siswa harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, yang meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan dan variasi dan
memberikan siswa pilihan untuk mendemonstrasikan pelajaran yang diinginkan.
Pada proses
pembelajaran ini kita menekankan pada kebutuhan individu karena setiap anak itu
unik dan memiliki ciri khas masing -masing. Setiap anak terlahir dengan kodrat
alam dan zamannya, guru hanya bisa menuntun lakunya dan bukan kodratnya. Oleh karena
itu sebagai seorang guru kita harus memperhatikan kebutuhan belajar setiap
siswa yang berbeda namun bukan berarti kita mengajar dengan cara yang berbeda
dalam satu waktu terapi lebih berpedoman pada kebutuhan belajar individu
terlebih dahulu dengan melakukan pemetakan kebutuhan belajar siswa berdasarkan
minat, kesiapan dan profil belajar siswa.
Guru penggerak
yang memiliki nilai mandiri, kreatif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada
murid akan selalu menjalankan perannya dengan melihat keberaneka ragaman
kebutuhan siswa dalam belajar. Ada yang suka belajar dengan cepat melalui
penglihatan, pendengaran atau kinestetik. Semua keberagaman itu terakomodir
semua dalam proses pembelajaran. Dan dengan pembelajaran berdiferensiasi inilah
proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa akan tercapai dengan
baik.
Referensi:
Tomlinson, 2001. How to Differentiate
Instruction in Mixed Ability Classroom
No comments:
Post a Comment