Wednesday, June 8, 2022

 

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-23

 

Modul 3.3. Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

Oleh

Tri Andari Setyaningrum_CGP Angkatan 4_SMA N 7 Surakarta

 

 

 Jurnal refleksi minggu ke 23 penulis sebagai CGP sudah masuk pada Pengelolaan Program yang berdampak pada murid dan di minggu ini penulis akan merefleksi menggunakan Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C). Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Berikut adalah deskripsi jurnal refleksi minggu 23 menerapkan model 4C:

 

1. Connection

Sebagai seorang Calon guru penggerak memiliki beberapa peran  diantaranya :

 1) menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya;

2) Mengimbaskan kepada rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di  

     sekolah;

3) Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah;

4) Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan     

    di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan

5) Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di

     sekolah. Kesemua peran tersebut sangat memiliki korelasi dengan dengan modul 3.3.

     pengelolaan program yang berdampak pada murid.

 

Menurut saya materi ini erat kaitannya dengan peran utama saya sebagai Calon Guru Penggerak, yaitu mewujudkan merdeka belajar dengan keputusan-keputusan dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid, sehingga tercipta murid yang memiliki profil pelajar Pancasila dengan mengaitkan Voice, Choice dan Ownership bagi murid.

 

 

2. Challenge

Sebelum saya mempelajari materi tentang Pengelolaan Program yang berdampak pada murid atau kegiatan yang sudah berjalan namun masih lemah dalam mendorong kepemimpinan murid. Suara, pilihan dan kepemilikan murid masih minim saya dorong. Sehingga kepemimpinan murid belum optimal dikembangkan. Pada minggu ini kami masuk dalam ruang kolaborasi 3.3.a.5 untuk berkelompok membuat sebuah program yang bisa disampaikan ke sekolah masing – masing dengan mengaitkanintrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kami bebas memilih program apa yang akan kami usulkan di sekolah.

 

 

3.Concept

 

Murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Kita harus menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Dan secara voice dimana murid berhak bersuara menentukan program apa dan bagaimana yang akan dipilih, kemudian choice dimana murid dapat memilih program apa dan bagaimana pelaksanaannya serta ownership dimana murid diharapkan merasa memiliki sehingga dapat melaksanakan program dengan senang hati dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

 

4. Change

Setelah saya mempelajari modul ini, murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang saya buat di sekolah. Dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, saya harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat saya merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Saya harus memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik, dengan cara mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya. Serta mengurangi kontrol saya terhadap mereka. Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas saya sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

 

 

No comments:

Post a Comment

          Kode Modul Ajar   ING.E.10.1.5 Nama Penyusun/Institusi/Tahun   Tri Andari Setyan...