Saturday, February 26, 2022

 

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 11

TRI ANDARI SETYANINGRUM

CGP ANGKATAN 4_ SMA NEGERI 7

 

Pada Minggu ke 11 ini saya akan menyampaikan jurnal refleksi dari hasil kegiatan selama satu minggu ini. Jurnal refleksi minggu an ini saya tulis sebagai jurnal yang merupakan media untuk mendokumentasikan gagasan, perasaan,ide, pengalaman dan praktik baik yang sudah saya terapkan di sekolah saya. Model refleksi yang saya gunakan adalah model yang kedua : Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL). Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clyton (2009).

 

DESCRIPTION : Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana);

 

Pada pembelajaran yang saya ikuti di minggu ini adalah:

a.     Elaborasi Pemahaman materi- 2.1.a.8




Materi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi disampaikan oleh Narasumber ibu Amalia Jiandara pada hari Senin 21 Februari 2022 yang dilakukan secara Vicon dengan judul Elaborasi Pemahaman – Modul 2.1. kegiatan vicon ini dilakukan pada pukul 15.30 – 17.30. dan link google meet dapat diakses melalui LMS dengan menekan tombol enter the room pada kegiatan 2.1.a.8.1 Elaborarasi Pemahaman – Modul 2.1. Materinya sangat menarik dan penyampaian dari Narasumber yang sangat komunikatif membuat lebih mudah untuk dipahami. Mulai dari ice breaking, kemudian pertanyaan pemantik, penjelasan tentang pembelajaran berdiferensiasi, kebutuhan belajar murid baik itu kesiapan belajar, minat belajar maupun profil belajar murid. Selain itu Penilaian formatif dan sumatif juga dijelaskan secara terperinci.

b.     Koneksi Antar Materi- 2.1.a.9

Pada koneksi antar materi ini, kita sebagai calon guru penggerak diharapkan mengaitkan pembelajaran berdiferensiasi dengan materi – materi yang ada di modul sebelumnya. Mengaitkan antara Pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofi KHD, Nilai dan Peran guru penggerak, budaya positif dan BAGJA. Menariknya saya harus membaca Kembali modul sebelumnya kemudian menarik kesimpulan hubungan antara pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofi KHD, Nilai dan Peran guru penggerak, budaya positif dan BAGJA, membuat sebuah koneksi antar materi dari semua materi yang sudah diperoleh.

c. Aksi Nyata - Pembelajaran Berdiferensiasi

-       Membuat rancangan aksi nyata yang akan dilakukan

-  Membuat rencana pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikannya dengan pemetaan profil murid.

-       Melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah

-       Melakukan koordinasi dengan rekan guru lain

-       Melakukan koordinasi dengan pengajar praktik

-       Melakukan aksi nyata dengan siswa

-       Membuat dokumentasi kegiatan aksi nyata

 

 EXAMINATION: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya.

 

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Pembelejaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang didalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berbeda di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas ada Langkah – Langkah yang harus dilakukan yaitu:

1.    Menentukan tujuan pembelajaran

2.    Memetakan kebutuhan belajar murid

3.    Menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi murid

4.    Menciptkan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bersahabat

5.    Mempersiapkan assessment

Pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihakpada murid yang mencerminkan profil pelajar Pancasila. Hal ini karena setiap murid itu unik dan memiliki kodratnya masing – masing sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi agar murid dengan minat dan potensi yang dimiliki dapat memiliki kesempatan untuk belajar. Selain itu guru yang memiliki Nilai dan peran sebagai guru penggerak dapat menuntun murid dalam pembelajaran berdiferensiasi menuju merdeka belajar.

Selain itu guru penggerak pun berusaha maksimal untuk menanamkan dan membiasakan budaya positif dengan memulai memposisikan control guru sebagai menejer yang mengelola kelas dengan baik dengan diawali pembuatan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang dibuat dan ditandantangi oleh seluruh warga kelas melalui paradigma perubahan yang menggunakan kekuatan yang dimiliki dan menggunakan pendekatan tahapan BAGJA. Untuk lebih merealkan, maka disusunlah sebuah perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian yang mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan dimulai membuat pemetaan kebutuhan peserta didik yang meliputi minat, profil dan kesiapan belajar peserta didik dengan tetapi memperhatikan tiga strategi diferensiasi meliputi strategi konten, proses dan produk. Deskripsi di atas semuanya bermuara di merdeka belajar yang menjadi filosofi perubahan dan metode pembelajaran.

 

ARTICULATION OF LEARNING: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang.

 

Setelah melakukan pembelajaran hari ini, yang saya lakukan berikutnya adalah:

1.    Menerapkan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi kepada murid di sekolah saya.

2.   Membuat RPP dimulai dengan konsultasi dengan Kepala Sekolah, berbagi pengalaman dengan rekan sejawat, serta menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

3. Dengan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dapat menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu di mana dalam pembelajaran ini tujuannya untuk mengarahkan siswa sesuai dengan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid yang berbeda-beda.

4. Menentukan strategi pembelajaran berdiferensiasi baik itu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

5. Menyiapkan lingkungan belajar yang aman, nyaman kolaboratif dan bersahabat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

6.    Mempersiapkan form penilaian baik itu penilaian formatif maupun sumatif sehingga memudahkan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar murid.

 

 

 

 

Wednesday, February 16, 2022

 


2.1.a 9 Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Tri Andari Setyaningrum

CGP Angkatan 4 SMA Negeri 7 Surakarta

 

 

Sebagai seorang guru kita berkewajiban tuntuk memastikan bahwa setiap siswa yang kita ajar mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai dengan mereka masing – masing. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa. Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi tidaklah harus mengajar dengan 28 metode berbeda untuk 28 siswa. Bukan juga guru harus menambah jumlah soal bagi siswa yang lebih cepat dari yang lain. Bukan juga guru harus mengumpulkan murid yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan juga memberikan tugas yang berbeda untuk setiap siswa. 

Praktek pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya dapat memaksimalkan potensi siswa namun juga memberikan kesempatan untuk mereka dalam mempelajari berbagai nilai – nilai kehidupan yang penting bagi siswa seperti :

1.      Nilai tentang indahnya perbedaan dan menghargai

2.      Makna baru dari kesuksesan

3.      Kekuatan diri

4.      Kesempatan yang setara

5.      Kemerdekaan belajar

Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat diartikan sebagai serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid. Adapun keputusan-keputusan dimaksud, yaitu:

  1. Kurikulum yang mempunyai tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
  2. Cara guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
  3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang mengundang siswa untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  4. Manajemen kelas yang efektif
  5. Penilaian yang berkelanjutan.

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. 

Memetakan Kebutuhan Belajar Murid

Untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, maka guru dapat mengelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:

  1. Kesiapan belajar murid (Kapasitas untuk menguasai materi baru sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya)
  2. Minat Murid (Menimbulkan keingintahuan murid)
  3. Profil Belajar Murid (murid bekerja dengan cara yang mereka sukai)

Kesiapan Belajar Murid

Diagnotis Kesiapan Belajar

Contoh 1.

Pada Pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Made ingin mengajar membuat karangan berbentuk narasi. Pak Made kemudian melakukan penilaian diagnostik. Ia kemudian menemukan ada 3 kelompok siswa di kelasnya, yaitu:

  • Kelompok A: Murid yang mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik dan mempunyai suku kata yang cukup kaya, serta mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
  • Kelompok B: Murid yang mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik, tetapi kosakatanya terbatas.
  • Kelompok C: Murid yang belum mempunyai keterampilan menulis dengan stuktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.

Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan Kesiapan Belajar


Tombol-tombol equalizer dapat mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid. Adapun perspektif kontinum tersebut diantaranya:

  1. Bersifat mendasar-bersifat transformatif
  2. Konkret-Abstrak
  3. Sederhana-kompleks
  4. Terstruktur-open ended
  5. Tergantung-mandiri
  6. Lambat-Cepat

Minat Murid

Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Minat

Adapun tujuan pembelajaran berbasis minat, yaitu:

  1. Membantu siswa menyadari bahwa ada kesamaan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar
  2. Mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran
  3. Menggunakan keterampilan yang dikenal siswa sebagai jembratan untuk mempelajari keterampilan baru yang kurnag dikenal oleh mereka.
  4. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

Minat terdiri dari 2 perspektif, yaitu:

  • Minat Situasional: keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh yang dialami pada saat tertentu. Misalnya siswa yang tidak tertarik tentang binatang, tetapi karena gurunya mengajar dengan menarik dengan menggunakan media, maka siswa jadi tertarik untuk mendengarkan. 
  • Minat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu panjang dengan objek tertentu. Misalnya ada seorang anak yang memang suka binatang, ketika gurunya menjelaskan dengan kurang menarik, anak ini tetap memperhatikan dnegan baik.

Minat merupakan salah satu motivator siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru hendaknya dapat memperhatikan kedua perspektif tersebut dalam merancang dan melaksanakan pembelajarannya.

Cara Menarik Minat Belajar Murid

Adapun beberapa cara untuk menarik minat belajar murid, yaitu:

  1. Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik minat siswa (misalnya dengan humor)
  2. Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid
  3. Menyampaikan manfaat dari apa yang dipelajari siswa
  4. Mengajak siswa untuk memecahkan suatu masalah.

Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan Minat Murid

Ibu Wayan memberikan tugas tentang teks prosedural. Ia memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks prosedural sesuai dengan minat masing-masing.

Profil Belajar Murid

Profil belajar mengacu pada bagaimana cara terbaik seorang individu untuk belajar. Tujuan mengetahui profil belajar murid adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efesien.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi profil belajar, yaitu:

  1. Preferensi terhadap lingkungan belajar (misalnya suhu ruangan, tingkat cahaya, tingkat kebisingan, dll)
  2. Pengaruh budaya
  3. Preferensi gaya Belajar (cara murid belajar); ada 3, yaitu visual (Melihat), Auditori (mendengar), dan kinestetik (sambil melakukan)
  4. Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk

Contoh Pemetaan Kebutuhan belajar Murid berdasarkan Profil Belajar Murid

Pak Nyoman akan mengajar IPA dengan tujuan siswa dapat mendemonstrasikan tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan hasil diagnotis awal, Ia mengetahui bahwa sebagian mempunyai gaya belajar visual, sebagian lagi bergaya auditori, dan kinestetik. Untuk memenuhi gaya belajar siswa-siswanya, Pak Nyoman melakukan cara-cara berikut:

  • Saat mengajar; 1) Pak Nyoman banyak menggunakan gambar saat menjelaskan, 2) Menggunakan video yang berisi penjelasan lisan, 3) Membuat beberapa sudut belajar agar siswa dapat bergerak
  • Saat memberikan tugas; Pak Nyoman memberikan kebebasan kepada siswa untuk mendemonstrasikan habitat makhluk hidup, bisa dengan gambar, rekaman wawancara, atau bermain peran.

Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Murid

Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara, misalnya:

  1. mengamati perilaku siswanya
  2. mengidentifikasi pengetahuan awal siswa terkait dengan topik  yang akan dibahas;
  3. melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
  4. mendiskusikan kebutuhan murid  dengan orang tua atau wali murid;
  5. mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
  6. bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
  7. membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
  8. berbicara dengan guru murid sebelumnya;
  9. membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
  10. menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai;
  11. melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
  12. mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka; dll. 

Menurut Tomlinson (2001) strategi pembelajaran berdiferensiasi dibagi menjadi tiga, yaitu:

·       Diferensiasi Konten

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada siswa – siswa kita. Konten berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dengan car akita memodifikasi dan memilih cara yang tepat untuk siswa berdasarkan kebutuhan siswa. Namun dengan tetap memperhatikan kesiapan belajar siswa, minat siswa dan profil belajar siswa.

·       Diferensiasi proses

Proses adalah mengacu pada bagaimana siswa akan memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Proses yang perlu dipersiapkan agar siswa belajar sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan proses kegiatan yang berjenjang, tantangan berbeda, pertanyaan pemandu, membuat agenda individual, variasi lama waktu, kegiatan bervariasi dan pengelompokan yang fleksible.

·       Diferensiasi Produk

Produk adalah tagihan yang diharapkan dari siswa. Pemahaman siswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan dan variasi dan memberikan siswa pilihan untuk mendemonstrasikan pelajaran yang diinginkan.

Pada proses pembelajaran ini kita menekankan pada kebutuhan individu karena setiap anak itu unik dan memiliki ciri khas masing -masing. Setiap anak terlahir dengan kodrat alam dan zamannya, guru hanya bisa menuntun lakunya dan bukan kodratnya. Oleh karena itu sebagai seorang guru kita harus memperhatikan kebutuhan belajar setiap siswa yang berbeda namun bukan berarti kita mengajar dengan cara yang berbeda dalam satu waktu terapi lebih berpedoman pada kebutuhan belajar individu terlebih dahulu dengan melakukan pemetakan kebutuhan belajar siswa berdasarkan minat, kesiapan dan profil belajar siswa.

Guru penggerak yang memiliki nilai mandiri, kreatif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan selalu menjalankan perannya dengan melihat keberaneka ragaman kebutuhan siswa dalam belajar. Ada yang suka belajar dengan cepat melalui penglihatan, pendengaran atau kinestetik. Semua keberagaman itu terakomodir semua dalam proses pembelajaran. Dan dengan pembelajaran berdiferensiasi inilah proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa akan tercapai dengan baik.

 

Referensi:

Tomlinson, 2001. How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom


          Kode Modul Ajar   ING.E.10.1.5 Nama Penyusun/Institusi/Tahun   Tri Andari Setyan...